Rohil -Ameranews.com, Akibat dari tumpahan tanah urug dari kenderaan truk pengangkutan tanah dari PT PHR mebuat jalan licin karena di musim penghujan, dan apa bila di musim kemarau jalan ini menjadi sumber debu yang menganggu kenyamanan ber kenderaan pada khusus nya bagi pengendara sepeda motor.hal ini menjadi bahan perbincangan di tengah tengah masyarakat.
Tumpahan tanah urug tersebut,untuk proses pengeboran minyak dan gas (Migas) Blok Rokan PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) di kabupaten Rokan Hilir. Menjadi maha bahaya bagi masyarat setempat baik itu yang melintasi jalan tersebut.
Yang pada ahir nya sampai memakan korban . Salah satu warga mengirimkan durasi pidio sekitar satu menit ± tampak jelas korban yang jatuh yang sedang duduk dan menahan sakit pada badan nya , jum,at 08/3/2024. Di jalan lintas Sumatra petang kemarin
Salah satu awak media langsung mengkonfirmasi kepada warga yang ada di TKP menyatakan ada nya peristiwa tersebut.
"Ya di depan mata saya sendiri banyak kendaraan sepeda motor yang terjatuh, kalau tidak salah ada delapan (8) kendaraan akibat tanah yang dibawak kendaraan keluar masuk dari lokasi driling maupun penggalian tanah urug," sebut salah satu warga, Syafirzal, Sabtu (9/3/2024).
Jalan yang dipenuhi tanah, diperparah lagi karena dilakukan penyiraman oleh pihak perusahaan kontraktor," ungkap warga
"Ini sudah lama terjadi, biasanya kalau hujan jalan menjadi licin. Kali ini tidak hujan, jalan disiram. Akibatnya jalan aspal menjadi licin dan banyak korban berjatuhan mengalami luka-luka," ungkapnya.
Mendengar dari keluhan warga tersebut , M. Ritonga selaku kontrol sosial dan sekaligus tergabung di solidaritas pers Indonesia di jajaran Dewan pimpinan daerah kabupaten Rokan Hilir turut prihatin atas peristiwa yang di alami oleh warga yang menjadi korban pada saat itu sampai ada yang luka- luka ungkap M.ritonga menjelaskan kepada awak media. Dan iya juga meminta agar pemerintahan Kabupaten Rokan Hilir agar dapat menindak lanjuti persoalan di wilayah jalan lintas Sumatra tersebut. Yang mana di anggap sudah menjadi perbincangan di tengah tengah masyarakat luas.
Dan juga bisa berdampak pencemaran lingkungan di sekitar wilayah tersebut ketika musim kemarau. dan bahkan akan menjadi malapetaka apa bila hal ini di diam diam kan dan suai dengan informasi yang di himpun dari lapangan galian C tanah tersebut di duga belum tidak memilki ijin,papar M. Ritonga menyampaikan pres rilisnya kepada awak media.
Akibat dari itu masyarakat langsung menggelar aksi protes dihari yang sama dan dilanjutkan pada Sabtu (9/3/2024). sembari menunggu perwakilan dari PT PHR dari wilayah Duri, Kabupaten Bengkalis.
Pantauan di lokasi, terlihat beberapa titik kumpul warga yang melakukan protes agar kendaraan truk tidak keluar masuk jalan aspal untuk sementara waktu di simpang jalan menuju lokasi pengeboran dan galian tanah urug tesebut.
Puluhan warga juga tampak sedang menunggu perwakilan dari Duri di salah satu titik kordinat tempat pengeboran minyak dan GAS atau Driling yang dikerjakan subkontraktor PT Asrindo Citrasni Satria di Gg Janda Dusun Balam Barat Kepenghuluan Bangko Bakti Kecamatan Bangko Pusako. Terlihat di lokasi beberapa anggota Polsek Bangko Pusako dan Koramil 05/Rimba Melintang untuk memantau dan berjaga-jaga agar tidak hal hal yang tidak di inginkan.
diketahui beberapa perusahaan kontraktor atau mitra PHR di wilayah tersebut adalah PT Hutama Karya Infrastruktur bergerak dalam penggalian tanah urug dan pengangkutan tanah urug untuk kepentingan driling. Sedangkan subkontraktor di bidang Driling dikerjakan beberapa perusahaan diantaranya PT Erlangga, PT Pertamina Driling Service Indonesia dan PT Asrindo Citrasni Satria.
Sampai dengan saat ini awak media belum bisa konfirmasi kepada PT PHR sehinga berita ini di terbit kan.
Sumber DPD SPI kabupaten Rokan Hilir